AdvertorialBerauDPRD BerauWisata

Upaya Penanganan Sampah di Destinasi Wisata

HALOBERAU.COM – Kekurangan personel penanganan sampah di daerah destinasi wisata disoroti Ketua Komisi III DPRD Berau, Saga. Personel perlu ditambah mengingat penanganan sampah di lokasi tujuan wisatawan itu masih minim di tengah banyaknya sampah yang dibuang.

Menurutnya, destinasi wisata khususnya Maratua dan Derawan sudah terkenal hingga ke tingkat global. Sebagai destinasi yang selalu dikunjungi, wilayah itu harus selalu dijaga kebersihannya. Pasalnya, kebersihan menjadi faktor penting dalam meningkatkan jumlah kunjungan.

“Saya minta Pemkab Berau untuk pikirkan masalah itu. Karena Maratua dan Derawan itu juga masuk dalam Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Jadi perlu dijaga kebersihannya,” ungkapnya.

Diakuinya, memang selama ini kekurangan personel masih dikeluhkan. Kekurangan anggaran juga menjadi salah satu faktor penghambat. Namun, hal itu harus bisa memotivasi pemerintah daerah untuk memikirkan solusi terbaik guna mengatasi masalah itu.

“Kalau bisa dinas terkait buat rekomendasi ke bupati. Minta tambah personel di Maratua. Karena pariwisata juga program unggulan pemerintah. Makanya kekurangan yang ada harus bisa diselesaikan,” pintanya.

Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Berau, Mustakim megaku bahwa kebutuhan personel penanganan sampah baik di darat maupun di perairan masih minim. Untuk konteks penanganan di wilayah perkotaan saja masih jauh dari jumlah ideal.

“Apalagi di luar wilayah Berau. Memang kita inginkan agar di destinasi wisata seperti Derawan dan Maratua, personel sampah itu mencukupi,” jelasnya.

Penambahan personel di lokasi wisata, lanjutnya, memang dibutuhkan. Mengingat destinasi wisata Maratua memiliki banyak pengunjung. Jumlah pegunjung yang kemungkinan padat tiap hari juga dengan sendirinya menambah jumlah sampah.

“Pasti lokasi seperti Maratua ada petugas kebersihannya. Tapi butuh banyak untuk penanganan sampah di darat dan laut. Kita juga harus berpikir ke arah itu,” terangnya.

Diakui Mustakim, kesulitan terbesar yang dihadapi pihaknya saat ini yakni anggaran. Anggaran pada beberapa item pekerjaan kurang mencukupi. Bahkan ada fasilitas dan personel yang memang perlu ditambah lagi. Fasilitas di darat seperti amrol sampah, truk pengangkut sampah, dan sebagainya.

“Termasuk di sungai, personel untuk mengoperasikan armada kapal pengangkut sampah juga mesti ada beberapa orang,” tegasnya.

Ke depan, pihaknya akan berupaya agar kekurangan personel pengangkut sampah di daerah tujuan wisata itu bisa ditambahkan. Sebab tingkat kunjungan di destinasi wisata juga dapat dilihat dari kebersihan dan kenyamanan lokasi itu.

“Nanti kita buat surat atau minta rekomendasi bupati untuk menambah anggaran demi kebutuhan personel ini,” tandasnya. (Adv/ed*)