HALOBERAU.COM – Melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR), tahun ini Pemerintah Kabupaten Berau juga akan merehab bangunan gapura selamat datang dan pemasangan videotron, yang berlokasi di perempatan Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jalan Poros Tanjung Selor-Tanjung Redeb, dan Jalan Marsma Iswahyudi.
Analis Pengembangan Infrastruktur, Bidang Pengembangan Pemukiman Penataan Bangunan dan Jasa Konstruksi (P3BJK) DPUPR Berau, Dwi Rendra Wulan Putra mengatakan kegiatan pekerjaan rehab tersebut masih merupakan tahap I. Dengan nilai anggaran yang dikucurkan dalam APBD 2023 yakni sebesar Rp 2.793.330.000, dengan nilai penawaran penyedia yang terpilih pada proses tender sebesar Rp 2.474.891.000
“Kegiatan sudah dimulai saat ini, pembongkaran juga sedang dilakukan. Waktu pelaksanaan 150 hari ke depan, dengan target penyelesaian pekerjaan pada Desember mendatang,” ujarnya.
Dijelaskannya, yang melatarbelakangi rehab dilakukan, karena Gapura ini merupakan sarana penting yang diperlukan pada satu wilayah. Gapura bukan hanya merupakan bangunan fisik saja, namun lebih memiliki fungsi dan arti tersendiri sebagai pintu gerbang, tanda batas provinsi, Kabupaten, kota. Bangunan gapura ini dibangun dengan nilai-nilai estetika dan ciri khas dari masing-masing daerah.
“Rehab gapura ini juga salah satu dari program bupati, agar bisa lebih dipercantik. Kemudian, untuk videotron ini juga karena sebagai bagian dari digitalisasi,” terangnya.
Lanjut diterangkannya, dengan rehab tersebut tentu saja meminimalisasi adanya bekas spanduk atau baliho yang sering mengganggu pemandangan karena rusak dan terkadang lepas kemudian menjuntai ke bawah. Lalu, nantinya juga tidak perlu lagi harus mengganti atau bongkar pasang spanduk atau baliho secara manual.
“Jadi pemanfaatnnya lebih memudahkan untuk memasang informasi kegiatan pemerintahan ataupun lainnya. Yang jelas nanti pemanfaatannya kami serahkan pada dinas terkait,” jelasnya.
Adapun konsep desainnya, disebut Dwi yakni berarsitektur Neo-Vernacular, merupakan arsitektur yang memiliki prinsip mempertimbangkan peran serta budaya lokal dalam kehidupan masyarakat serta keselarasan antara bangunan, lingkungan, dan alam.
Dipaparkannya, gubahan massa atau trasformasi bentuk Gapura diakuinya, bangunan dasarnya itu dari balok atau kubus. Keduanya memiliki kesamaan bentukan atap yang cukup dominan berbentuk trapesium. Bagian tengah diberi lubang, agar tekanan angin pada bidang tidak terlalu besar dan tiang terbelah dua melambangkan dua kesultanan.
“Serupa cincin yang melingkar diantara dua bentangan kolom penyokong, melambangkan ikatan kerukunan dan keselarasan yang mendominasi perbedaan dua kesultanan besar, yakni Kesultanan Sambaliung dan Kesultanan Gunung Tabur,” bebernya.
Lanjutnya, untuk komponen material yang digunakan nanti diantaranya videotron berukuran 6 x 2.5 meter. Kemudian, ornamen ACP lasercuting batik Berau. Lalu, pondasi mengunakan footplat ditambah tiang pancang. Cover bentuk menggunakan ACP. Rangka struktur baja Wf kombinasi dengan Kanal C.
“Nanti juga akan ada permainan lampu pada malam hari,” katanya.
Namun, untuk pekerjaan tahun ini yang dilakukan belum seluruhnya. Rencana akan dikerjakan secara bertahap. Tahun depan akan diusulkan kembali kebutuhan anggarannya untuk menyelesaikan rehab Gapura Selamat Datang tersebut.
“Tahun ini yang dikerjakan bagian videotron dulu, tahun depan baru dilanjutkan penyelesaiannya. Kami usulkan di anggaran murni nanti,” tutupnya. (Adv/ed*)