AdvertorialBerauEkonomiIndonesiaKaltimKampungLingkunganNasionalOpiniPemerintahanPolitik

Pertimbangkan Semua Aspek Jika Memang Harus Bergabung

Haloberau.com, TANJUNG REDEB – Pemkab Berau harus menimbang matang ajakan gabung ke Kalimantan Utara. Perlu menilik dari semua aspek, sosial, ekonomi, politik serta lainnya. Isu Berau gabung Kaltara ini kembali mencuak saat Gubernur Kaltara, Zainal Arifin Paliwang berkunjung ke Bumi Batiwakkal belum lama ini.

Apalagi ajakan tersebut disampaikan langsung oleh Zainal Arifin Paliwang saat ditanyai oleh awak media. Berau gabung Kaltara itu ditanggapi serius oleh Wakil Ketua I DPRD Berau, Syarifatul Sa’diah.

“Kalau dilihat dari sisi kedekatan wilayah atau geografis ya sudah bagus, tetapi tidak semudah itu, ada banyak poin penting lainnya yang perlu di pertimbangkan,” jelas wanita yang akrab disapa Sari ini.

Memang waktu tempuh Berau-Bulungan,ibu kota Provinsi Kaltara lebih singkat dibandingkan Berau ke Samarinda. Hanya butuh waktu 2 jam untuk sampai ke Kaltara.

Aspek ekonomi menurut politisi Golkar ini juga merupakan aspek terpenting dalam mewacanakan penggabungan itu. Berau diketahui merupakan salah satu daerah penghasil batu bara terbesar di Kalimantan Timur bahkan Indonesia. Itu juga mendapat bagian dari Provinsi Kaltim, berupa dana bagi hasil (DBH). Menjadi pertanyaan, bagaimana bagi hasil itu nanti jika Berau bergabung ke Kaltara.

“Jangan-jangan malah nanti kita (Berau) yang menyumbang,” jelasnya.

Untuk ikatan emosional, Berau dan Bulungan tentu memiliki kultur yang sama. Tetapi semuanya tentu harus melalui proses panjang dan melalui kajian akademis.

“Tapi untuk kajian lain kan perlu dilakukan,” jelasnya.

Berau memang memiliki historis dengan Kaltara diawal-awal upaya pemekaran Kaltara. Berau bersedia bergabung dengan catatan menjadi ibukota Provinsi. Namun tentu saja mendapat penolakan dari masyarakat Kaltara.

Namun saat ini, meskipun ada pembahasan negosiasi terkait ibu kotanya ada di mana, hal itu dianggapnya kurang relevan lagi. Sebab, untuk penggabungannya tidak sesederhana itu.

“Apalagi soal mau dan tidak mau. Tapi kan ini juga ada kaitannya di pusat. Sementara pusat saja minta pemekaran di mana-mana. Kalau saya sih dipertimbangkan baik-baik saja dulu untung ruginya, jika bergabung dengan Kaltara, Berau harus bisa untung jangan sampai rugi. Kalau Berau tidak jadi ibu kota, saya kira tidak perlu,” jelasnya lagi.

Berau dari sisi jumlah penduduk lebih ramai. Selain itu, dari infrastruktur lebih unggul, yakni dengan memiliki 2 bandara serta pelabuhan kapal laut. Diketahui juga, ada banyak bahan pokok yang di pasok dari Berau ke Kaltara, atau melalui Berau sebelum dikirim ke Kaltara.

Dari nilai anggaran umum APBD misalnya, bisa dilihat perbedaan besaran saat Kaltara masih satu dengan Kaltim. Memiliki APBD yang jauh lebih besar dibandingkan setelah pemekaran.

Jika dilihat dari semua aspek, maka tidak berlebihan jika Berau perlu dipertimbangkan menjadi ibukota Provinsi. Sama halnya saat Berau diajak bergabung ke Kaltara saat akan pemekaran dulu. Berau mengajukan diri sebagai ibukota Provinsi Kaltara, namun ditolak dengam berbagai alasan.  (*)