Haloberau.com, TANJUNG REDEB – Makmur HAPK menilai pemerintah daerah terlalu berlebihan melakukan pencitraan publik tentang Perumda Air Minum Batiwakkal. Hal tersebut dikatakannya usai melihat video Bupati Berau, Sri Juniarsih di pelaksanaan Musrenbang di Teluk Bayur.
Dalam rekaman video yang beredar, Bupati Sri Juniarsih menyatakan pelayanan air bersih dari Perumda Air Minum Batiwakkal saat ini jauh lebih baik dari pada masa sebelumnya.
Atas pernyataan tersebut, mantan Bupati Berau dua periode itu menganggap Bupati sekarang secara tidak langsung telah menilai pelayanan air bersih kepada masyarakat sebelumnya itu tidak baik, karena terus membanding-bandingkan pelayanan sekarang dengan yang dahulu.
“Saya sebagai mantan kepala daerah yang masih hidup merasa tidak enak mendengar itu semua,” katanya saat ditemui di kediamannya, Sabtu (19/2).
“Jangan malah membandingkan dan mengklaim seakan-akan yang terdahulu tidak baik dari yang sekarang,” lanjutnya.
Makmur menjelaskan, seorang pemimpin tidak boleh menyalahkan siapapun pendahulunya. Baik itu sebagai pemimpin daerah, instansi, maupun perusahaan daerah. Sebab, tanpa pemimpin terdahulu, belum tentu apa yang dikerjakan saat ini bisa berjalan dengan baik.
“Yang meletakkan dasar-dasar pembangunan di Berau ini adalah pemimpin-pemimpin terdahulu. Jangan membuat pencitraan diri, tapi seakan menyalahkan orang lain,” tegasnya.
Terkait pelayanan air bersih saat ini, Makmur menilai sangat wajar jika pelayanannya ditingkatkan karena jangkauannya sudah lebih banyak dibanding sebelumnya. Sebab saat ini, infrastruktur pelayanan air bersih di Bumi Batiwakkal, sudah jauh lebih memadai, setelah gencarnya pelaksanaan pembangunan jaringan pipa yang dilaksanakan sejak beberapa tahun silam.
“Memberikan pelayanan maksimal ke masayarakat adalah kewajiban. Pemimpin yang sekarang hanya melanjutkan yang telah ditinggalkan pejabat sebelumnya,” tuturnya.
Makmur menyebut, pembangunan di Bumi Batiwakkal sudah dimulai sejak kepala daerah dipimpin oleh Sultan, dilanjutkan Raden Ayoeb, hingga Masdjuni. Termasuk pembangunan di sektor air bersih. Bahkan di masa kepemimpinannya bersama Ahmad Rivai, Makmur mengaku tinggal melanjutkan dan mengembangkan dasar-dasar yang telah dicanangkan para pendahulunya.
“Jangan membuat pencitraan diri, tapi seakan menyalahkan orang lain,” ujarnya.
“Kedua mantan Dirut PDAM sudah meninggal dunia. Sebaiknya kita yang paham agama justru mendoakan almarhum, bukan malah sebaliknya,” pungkasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi III DPRD Berau Wendy Lie Jaya, menganggap apa yang disampaikan bupati sangat berlebihan. Sebab dari pengamatannya, Bupati selama ini seolah mengistimewakan Perumda Air Minum Batiwakkal saja.
Padahal di Berau ada perusahaan daerah maupun konsorsium dengan Pemkab Berau sebagai pemegang sahamnya, yang seharusnya disejajarkan dengan Perumda Air Minum Batiwakkal.
“Selama ini yang selalu disebut-sebut bupati adalah PDAM. Seperti yang dikatakan Bupati pada kegiatan musrenbang,” katanya.
Wendy juga menjelaskan jika peran perusahaan daerah memiliki peran vital di bidangnya masing-masing.
“Hasil pansus dan sesuai laporan BPKP, kinerja PDAM di tahun 2019-2020 menurun. Tapi selama ini Bupati selalu menyanjungnya,” ungkapnya.
Wendy juga mengatakan, sebagai Direktur Utama Perumda Air Minum Batiwakkal tidak perlu tampil di publik untuk menyampaikan hasil pelayanan. Tugas pokok dan fungsinya sebagai direktur hanya bertanggung jawab kepada Bupati Berau sebagai Kuasa Pemilik Modal (PKM).
“Direktur harusnya menyampaikan laporan kinerja saja ke Bupati sebagai KPM. Biar. Bupati yang mempresentasikannya ke masyarakat,” jelasnya.(*)