AdvertorialBerau

Studi Pengelolaan Produk Perikanan

Haloberau.com, TANJUNG REDEB – Memperdalam pengetahuan dan berbagai informasi dalam pengelolaan produk-produk perikanan. Dinas Dinas Perikanan Berau melakukan studi banding ke Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Utara. Hasil ini pun nantinya akan diterapkan di Berau untuk meningkatkan produk perikanan di Kabupaten Berau.

Kepala Diskan Berau, Tentram Rahayu mengungkapkan kunjungan yang dilakukan baru baru ini untuk mempelajari kelompok pengolah dan pemasar (Poklahsar) produk perikanan yang merupakan binaan Dinas Perikanan Bulungan. Ini juga sebagai langkah tukar menukar informasi dalam pengembangan sektor perikanan dari masing-masing daerah. “Rombongan berkunjung ke salah satu Poklahsar di sana. Apa saja yang dihasilkan serta proses dalam pemasarannya. Sehingga kita bisa lihat dan bandingkan di Berau apa yang harus kita benahi lagi,” jelasnya.

Ditegaskan bahwa sektor perikanan di Berau sangat potensial. Sehingga perlu ada pengembangan ke tahapan selanjutnya. Jadi tidak hanya berbicara soal hasil tangkapan saja namun produk yang bisa dihasilkan sebagai nilai tambah perekonomian para pekerja di sektor perikanan.

Diungkapkan bahwa produksi perikanan Berau tahun 2019 untuk budidaya dan tangkap sebesar 24.414,66 ton dengan jumlah penduduk 232.189 jiwa dan pemasaran keluar Kabupaten Berau sebesar 7.748,5 ton. Hasil tangkapan didominasi ikan tangkap di laut yakni 35.000 ton per tahun. “Kalau di Berau sektor perikanan yang cukup potensial yakni budidaya perikanan tambak. Sementara untuk budidaya perikanan laut, masih fokus di Kecamatan Maratua, Pulau Derawan, dan wilayah Pesisir Selatan Berau,” kata Tentram.

Saat ini ada beberapa kecamatan yang mengembangkan budidaya tambak. Seperti Kampung Batumbuk dan Kampung Kasai Kecamatan Pulau Derawan, Kampung Suaran di Kecamatan Sambaliung, dan Kampung Tabalar Muara di Kecamatan Tabalar. “Hasil perikanan dari perairan umum mencapai 456 ton per tahun, sedangkan budidaya air laut 2829 ton per tahun untuk RTP tangkap. Sementara untuk RTP budidaya yaitu laut 27 ton per tahun, tambak 642 ton, kolam 701 dan keramba 29 ton,” ungkapnya.

Dalam pengelolaan produk perikanan ini juga sebagai dukungan dalam meningkatkan angka konsumsi ikan. Target ini pun bakal berbanding lurus dengan peningkatan kesejahteraan para nelayan. Dengan tingginya konsumsi ikan tentu diharapkan hasil produksi dan tangkapan semakin banyak. Yang bisa meningkatkan perekonomian para nelayan.

Dalam mewujudkan hal tersebut banyak tahapan yang harus dilakukan. Salah satunya pemberdayaan nelayan. Saat ini Dinas Perikanan pun telah meluncurkan Sistem Kemitraan Pelaku Utama Perikanan (Si Puri). Yang merupakan program jangka panjang hingga tahun 2023 mendatang. (adv)