BerauDuniaEkonomiKaltimKampungLingkunganNasional

Kampung Terasi di Pinggiran Sungai Berau

Haloberau.com, KECAMATAN PULAU DERAWAN – Kampung Pegat Batumbuk di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur merupakan Kampung nelayan yang terkenal penghasil Udang dan Terasi. Jangan heran aroma menyengat terasi bakal tercium saat berada di kampung pesisir ini karena terasi udang merupakan produksi unggulannya dan menjadi sumber pendapatan utamannya.

Kampung Batumbuk meruapkan sebuah pulau kecil yang berada di pinggiran sungai Berau dan masuk dalam wilayah Kecamatan Pulau Derawan dengan jumlah 115 kepala keluarga dan luas wilayah 547,18 km. Jarak dari ibukota Kecamatan sekitar 20 km, dan sekitar 35 dari Tanjung Redeb, ibukota Kabupaten Berau.

Produksi terasi udang di Kampung Pegat Batumbuk masih diolah dengan tradisonal sehingga membuat rasa terasinya sangat enak. Membuat terasi juga telah menjadi produksi turun-temurun, dan merupakan keterampilan umum warga Kampung Pegat Batumbuk.

Pengepul udang dan sekaligus pembuat terasi udang, Lalu Jupri mengatakan. Warga Pegat Batumbuk kini jarang membuat terasi semenjak dia masuk menjadi pengepul. Warga kini lebih memilih pergi mencari udang Bapay untuk dijual ke pengepul.

“Masih ada yang membuat terasi, tapi kalau untuk produksi besar ya kami dan warga hanya mencari udang untuk dijual ke kami,” ujar Lalu Jupri.

“Udang kecil segar atau udang Bapay dihargai 10 ribu rupiah per kilo gram,” tambahnya.

Sebelum ada pengepul, terasi olahan warga dipasarkan antar Kecamatan saja. Tapi kini olahan terasi Kampung Pegat Batumbuk sudah dipasarkan meluas hingga ke luar Provinsi.

“Pengiriman terasi terjauh saat ini ke Lombok, Nusa Tenggara Timur. Tiap pengiriman mencapai 20 hingga 60 ton, tergantung permintaan,” terangnya.

Semenjak adanya pengepul, warga yang tinggal di pulau kecil pinggiran sungai Berau ini sudah tidak kesulitan mamasarkan produksi terasinya. Selain dipasarkan ke luar Provinsi dengan jumlah banyak, terasi olahan warga juga dipasarkan ke pasar lokal dengan kemasan yang disebut “Kompe” yakni anyaman dari daun pandan.

Terasi diolah secara tradisional sehingga soal rasa tidak perlu diragukan lagi. Olahannya Tanpa bahan pengawet dan campuran apapun, kemudian difermentasi selama satu malam.(*)